Kumparan, Pusat Informasi Corona Informatif

Wabah COVID-19 yang dimulai di Wuhan, RRC pada bulan Desember 2019, menyebar secara global dan mengguncang sistem kesehatan dan perekonomian dunia walaupun pihak RRC sudah berusaha menghentikan penyebarannya dengan melakukan lockdown. Terbukanya akses sarana transportasi publik (pesawat terbang, kereta api, dll), kerumunan massa, upaya pencegahan virus COVID-19 dan sosialisasinya yang kurang maksimal, kurangnya APD (Alat Pelindung Diri) menjadi penyebab menyebarnya virus yang belum ditemukan antivirusnya ini. Bahkan beberapa pihak yang kurang bertanggung jawab berusaha meraup keuntungan semaksimal mungkin dengan menimbun APD dan menjualnya dengan harga semahal mungkin di berbagai online market place. Ulah oknum-oknum tersebut menyebabkan minimnya stock APD untuk tenaga medis yang sedang bertugas di garda depan melawan virus COVID-19 sehingga beberapa tenaga medis tertular virus COVID-19 dan bahkan meninggal dunia. Satu nyawa merupakan hal yang sangat berharga, apa pun profesinya. Tentu bagi dunia medis, kehilangan satu tenaga medis yang memiliki keahlian beberapa tahun bahkan berpuluh tahun merupakan kehilangan yang sangat besar.


Perkembangan teknologi informasi membuat masyarakat dapat mengakses berbagai informasi, baik yang kredibel maupun hoax. Simpang siurnya informasi meresahkan masyarakat. Beberapa contoh berita yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat yang membaca dan mengikuti anjuran yang salah ialah sebagai berikut:
*Latihan menahan napas dan minum air hangat dapat mencegah virus COVID-19. Pernyataan ini salah berdasarkan medis.
*Menyemprotkan disinfektan efektif untuk menghalau virus COVID-19. Bahkan terdapat pernyataan kontroversial mengenai minum dan menyuntikkan disinfektan merupakan hal yang bermanfaat dalam mengantisipasi penyebaran virus COVID-19. Hal tersebut mengakibatkan beberapa orang keracunan dan harus dirawat di rumah sakit. WHO telah menyatakan disinfektan terbuat dari berbagai zat kimia yang berbahaya jika tertelan atau pun meresap masuk ke dalam tubuh melalui kulit. Zat kimia seperti klorin merupakan disinfektan, tapi jika terakumulasi di dalam tubuh dapat menyebabkan kanker.
  
Berdasarkan hal-hal tersebut, Kumparan sebagai situs atau pun aplikasi berita terpercaya menghadirkan Pusat Informasi Corona yang menyajikan informasi corona yang aktual, informatif, dan termutakhir.


Berkat berita-berita Kumparan yang up-to-date mengenai situasi penyebaran virus COVID-19 baik di negara-negara lain maupun di Indonesia, aku lebih waspada ketika beraktivitas di luar rumah sejak Februari 2020. Memang Indonesia masih dinyatakan bebas corona pada  bulan Februari 2020, tapi tidak ada salahnya untuk tetap waspada karena RRC merupakan salah satu mitra dagang dan kerja utama Indonesia sehingga berpotensi terjadi penyebaran virus COVID-19. Di samping itu, negara-negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, dll mulai bermunculan kasus positif corona.


Sepenggal Kisah 

Salah satu artikel Kumparan News menyebutkan Pemerintah RRC melakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 seperti lockdown, menggunakan masker, dan physical distancing. Pemerintah RRC menghentikan kereta api di Wuhan yang merupakan sarana penyebaran virus COVID-19 dengan cepat. Oleh karena itu, aku menyimpulkan penggunaan masker sangat penting karena aku dan mamaku akan pergi ke Tambun, Bekasi dengan menggunakan kereta api. Saat itu masker medis mulai susah diperoleh di minimarket. Aku berhasil memperoleh masker kain di tempat ketiga. Walaupun tidak seefektif masker medis, menggunakan masker kain cukup mencegah penularan virus COVID-19.





Pada tanggal 29 Februari 2020, aku dan mamaku pergi ke Stasiun Bogor. Kami sengaja pergi hari Sabtu agar tidak terlalu padat karena pada hari kerja penumpang sangat padat berhimpitan memenuhi gerbong-gerbong kereta api. Belum lagi menghindari the Power of Emak. Bukan rahasia lagi, beberapa penumpang kereta api (perempuan) sangat galak dan sensitif mengenai kursi kereta api, berebutan masuk dan keluar gerbong, dan jika tersenggol pundaknya. L Bukankah seninya naik kereta api ialah bepergian bersama, entah bisa duduk atau hanya berdiri sambil menggantungkan sebelah tangan, menikmati pemandangan yang berkelebatan dengan cepat di luar jendela kereta api?

Dugaanku agak meleset. Memang penumpang kereta api tak sepadat saat hari kerja, kami masih bisa memperoleh tempat duduk, tapi banyak penumpang kereta api yang terlihat hendak berlibur di akhir pekan. Sebagian besar penumpang kereta api tidak memakai masker padahal banyak anak kecil. Kami agak menjadi tontonan penumpang yang lain karena menggunakan masker. But, safety is everything!



Dari Stasiun Bogor hingga Stasiun Tambun terasa begitu lama. Mengambil jalur Stasiun Bogor-Stasiun Sudirman dan melalui banyak perhentian. Dari Stasiun Sudirman kami ganti naik kereta api menuju Stasiun Tambun. Walaupun lelah, hati tetap senang. Akhirnya kami berhasil sampai ke Gedung Juang Bekasi. Tinggal berjalan kaki sekitar 100 meter dari Stasiun Tambun. Kami bisa melihat sisa kemegahan masa lampau, kejayaan keluarga Khouw van Tamboen yang memimpin Kongsie Tamboen dan dibantai ketika era penjajahan Jepang. Untuk mencapai situs bersejarah ini, Mamaku menunggu hingga 10 tahun. Entah mengapa sulit sekali untuk mengunjunginya. Ada pemandu wisata yang sabar menerangkan berbagai peristiwa bersejarah dan bahkan bersedia mengantar ke segala penjuru ruangan. 



Hal terunik dari gedung ini ialah terdapat lorong kereta api yang menembus bawah tanah menuju Pasar Tambun. Kereta api tersebut untuk mengangkut hasil bumi. Lorong kereta api tersebut telah ditambal. 



Setelah puas berfoto ria, kami menempuh perjalanan pulang dengan kereta api. Penumpangnya sangat padat! Walaupun lelah, kami berencana mengunjungi situs bersejarah ini lagi dalam waktu dekat. 

Sayangnya hal tersebut terpaksa ditangguhkan karena ketika membaca berita di Kumparan tanggal 2 Maret 2020 Bapak Presiden RI Jokowi mengumumkan kasus COVID-19 pertama di Indonesia, yaitu dua warga Depok, yang merupakan ibu dan anak. Mereka tertular dari temannya yang merupakan warga negara Jepang. Pengumuman kasus tersebut hanya berbeda dua hari dari keberangkatan kami ke Tambun, Bekasi.  Tentu saja kereta api kami berhenti dan mengangkut penumpang di Depok. Begitu riskannya perjalanan saat itu, apalagi penumpang penuh berdesakan dan sebagian besar tidak menggunakan masker.

Aku sangat bersyukur berkat Kumparan yang selalu menayangkan berita-berita mengenai virus COVID-19, kami menjadi lebih waspada dan melakukan pencegahan dengan menggunakan masker dan mengkonsumsi herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh seperti sambiloto, temulawak, dan jahe merah. Apalagi mamaku termasuk golongan yang rentan karena berusia 65 tahun dan menderita penyakit darah tinggi. Tidak terbayangkan jika saat itu Mama tidak menggunakan masker karena beberapa penumpang kereta api batuk-batuk dan tidak menggunakan masker.


Setelah kasus positif COVID-19 pertama kali di Depok, mulai terjadi penyebaran di berbagai area seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, dll.


Aku tinggal di Kota Bogor, Jawa Barat yang merupakan zona merah virus COVID-19 karena terdapat dua cluster penyebaran virus COVID-19, yaitu seminar ekonomi syariah dan acara keagamaan kristiani. Oleh karena itu, pada tanggal 15-29 April 2020 Gubernur Jawa Barat Bapak Ridwan Kamil menetapkan status PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada  Kota Bogor. Selanjutnya PSBB di Kota Bogor diperpanjang hingga 12 Mei 2020, dan sekarang ini akan diperpanjang lagi hingga Hari Raya Idul Fitri.

Selama masa physical distancing yang terasa begitu panjang, aku tetap rajin membaca artikel-artikel terkait virus COVID-19 di aplikasi Kumparan. Aku sering membacakan tips-tips pencegahan COVID-19 pada mamaku sehingga beliau tetap tenang dan tidak kuatir berlebihan. Tips-tips tersebut disajikan ringkas, jelas, dan bahkan dalam bentuk infografis yang menarik dan mudah dimengerti.

Syukurlah, imbauan penggunaan masker kain  untuk masyarakat berhasil menekan laju penyebaran virus COVID-19 dan menjaga suplai stock masker medis. Walaupun efektivitas masker kain sebesar 70%, tapi masker kain tiga lapis (terdiri dari dua lapis pelindung kain dan sisipan tissue) cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Masker ini ekonomis karena bisa dicuci dan digunakan lagi.

Berkat Kumparan, kami bisa melalui masa PSBB ini dengan waspada, tapi tetap happy selama #dirumahaja tanpa rasa panik karena kami mengetahui fakta-fakta penting mengenai virus COVID-19 ini sehingga bisa berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencegahan virus COVID-19. Tetap berpikiran positif selama masa PSBB. Selalu berdoa semoga wabah COVID-19 ini cepat berlalu dan situasi dapat kembali normal. 

Hidup Bersama COVID-19
Kumparan mengadakan event Live Corona Update yang diadakan secara teratur. Live Corona Update ke-26  tanggal 13 Mei 2020 jam 15.00 dengan judul "Cara Prancis Tangani Corona" menghadirkan narasumber Arrmanatha Nasir, Duta Besar Indonesia untuk Prancis dengan host Alia Karenina.



Program ini sangat menarik karena persoalan wabah COVID-19 dilihat dari berbagai sudut pandang sehingga analisisnya dilakukan secara obyektif.


Prancis merupakan salah satu negara yang terdampak karena virus COVID-19 dengan jumlah kematian mencapai 26.380 jiwa sehingga menjadikan Prancis sebagai negara dengan angka kematian terbesar kelima dunia. Angka kematian tersebut berdasarkan jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 176.970.


Prancis melakukan lockdown sejak tanggal 17 Maret 2020 sehingga warga hanya diperbolehkan untuk berbelanja kebutuhan pokok, bekerja untuk jenis pekerjaan tertentu, dan sedikit berolahraga. Wilayah penyebaran virus COVID-19, terbagi dua, yaitu Zona Merah dan Zona Hijau. Zona Merah merupakan area dengan kasus positif COVID-19 yang tinggi, contohnya Kota Paris.



Pemerintah Prancis mewajibkan penggunaan masker kain, menganjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh, dan menerapkan physical distancing. Pemerintah Prancis juga memodifikasi kereta api untuk melakukan transfer pasien positif COVID-19 ke rumah sakit di area lain jika pasien tersebut tidak tertangani di rumah sakit tertentu akibat lonjakan kasus positif COVID-19. Bahkan menggunakan helikopter untuk mentransfer pasien ke negara lain seperti Jerman dan Swiss yang memiliki fasilitas dan kapasitas berlebih perawatan COVID-19.



Pemerintah Prancis mengutamakan keselamatan dan kesehatan warganya dengan kebijakan lockdown walaupun harus mengorbankan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi turun drastis hingga -5.8% di kuartal pemerintah tahun ini. Pemerintah Prancis menggelontorkan dana untuk bantuan tunai dan stimulus ekonomi untuk rakyat Prancis yang membutuhkan dan pengusaha UKM sebesar 110 Milyar Euro. Dan selanjutnya stimulus ekonomi untuk mencegah PHK pada perusahaa-perusahaan besar hingga total bantuan Pemerintah Prancis mencapai 300 Milyar Euro. Bagi warga Prancis yang tidak memiliki pekerjaan, diberi bantuan sekitar 200 Euro per bulan.

Setelah dilakukan pembatasan selama 8 pekan, lockdown Prancis dihentikan. Warga tidak boleh bepergian lebih dari 100 km, kecuali menghadiri pemakaman atau merawat orang sakit. 

Khusus untuk Zona Hijau, warga Prancis dipersilakan untuk kembali bekerja. Sekolah-sekolah seperti Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar mulai dibuka sehingga orang tua bisa leluasa bekerja karena anaknya bersekolah. Tentu saja kebijakan tersebut dijalankan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Karena negara Prancis sangat menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia, Pemerintah Prancis membebaskan para orang tua untuk memilih apakah anaknya bersekolah atau tetap di rumah demi menjaga risiko penularan virus COVID-19.



Pertokoan kecil mulai dibuka, walaupun mall-mall besar tetap ditutup untuk menghindari kerumunan.



Walaupun wabah COVID-19 telah mereda, Pemerintah Prancis tetap menekankan pentingnya pencegahan virus COVID-19. Penggunaan masker, pencucian tangan dengan sabun atau disinfektan, dan physical distancing tetap wajib dilakukan.




Kumparan merupakan situs atau aplikasi berita yang informatif, up-to-date, dan terpercaya. Banyak sekali konten berita dengan berbagai topik yang disajikan oleh Kumparan untuk menghilangkan dahaga para netizen akan berita yang bukan hoax dan sudah terverifikasi.

PUSAT INFORMASI CORONA


Banyaknya berita yang simpang siur mengenai corona, maka diperlukan berita yang terpercaya mengenai informasi corona. Kumparan meluncurkan Pusat Informasi Corona yang terdiri atas 9 konten, yaitu Memahami Virus Corona, Pengumuman Pemerintah terkait Corona, Jaga diri& Keluarga dari Corona, Happy at Home, Prosedur Tes & Pengobatan, Rumah Sakit Rujukan, Donasi Lawan Corona, Hotline, dan Kumpulan Doa.

Memahami Virus Corona


Kumparan menyajikan berbagai informasi mengenai selak-beluk virus corona. Untuk melakukan pencegahan terhadap virus COVID-19, kita perlu mengetahui berbagai hal mengenai virus ini.

Konten ini menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Mengapa ada anak muda mati karena corona?
Jawaban:
1)Anak tersebut memiliki kondisi medis atau penyakit bawaan seperti asma, penyakit paru-paru kronis, gangguan jantung, imunosupresi, obesitas parah, diabetes, penyakit ginjal kronis atau cuci darah, dan penyakit liver.

2)Jumlah paparan virus.
"Ada kecenderungan bahwa pasien yang terpapar jumlah virus yang lebih banyak akan mengalami gejala penyakit yang lebih serius." (Parker, dikutip dari the Guardian)

3)Kondisi genetik tertentu.

Apakah saya harus menggunakan masker?
Jawaban: Ya, WHO menganjurkan untuk menggunakan masker kain atau masker yang dibuat sendiri, sedangkan stock masker bedah diprioritaskan untuk tenaga medis.


Apakah sudah ada vaksin atau obat untuk COVID-19?
Jawaban: Belum ada, tapi pasien corona harus tetap mendapatkan perawatan.


Bisakah penderita COVID-19 sembuh sendiri?
Jawaban: Bisa menurut WHO, sebagian besar dapat sembuh (80%), khususnya untuk OTG (Orang Tanpa Gejala), tapi untuk meminimalisir gejala dan risiko komplikasi organ dalam tubuh, sebaiknya mendapatkan perawatan medis.

Bagaimana virus corona menular? Bisakah lewat udara?
Jawaban: Virus corona ditularkan melalui droplet (butir/tetesan air) dari mulut atau hidung. Masih menjadi perdebatan apakah virus corona menular melalui udara, tapi ada kemungkinan penyebarannya secara airborne melalui partikel aerosol yang lebih kecil dari droplet sehingga penting sekali untuk menggunakan masker sebagai upaya pencegahan.

Apa gejala COVID-19?
Jawaban:
Gejala umum: demam, kelelahan, batuk kering, dan gangguan pernapasan.
Gejala lain pada sebagian penderita: nyeri tubuh, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan diare.
Gejala lain pada sebagian kecil penderita: kehilangan indera pembau dan perasa.


Apa itu COVID-19? Corona atau COVID-19 sih?
Jawaban: COVID-19 ialah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh novel corona virus atau virus corona jenis baru. COVID-19 singkatan dari Corona (CO), Virus (VI), Disease (D), yang ditemukan pada tahun 2019.


Pengumuman Pemerintah terkait Corona


Berbagai kebijakan pemerintah terkait corona dijelaskan dengan akurat dalam konten ini, misalnya aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).


Jaga diri & Keluarga dari Corona


Kepanikan yang berlebihan terhadap virus COVID-19 harus dihindari, tapi kewaspadaan, kebersihan, dan kesehatan tubuh harus ditingkatkan. Konten mengenai pencegahan diri dan keluarga memuat tips-tips yang penting untuk diterapkan, bahkan disajikan dalam infografus yang sangat menarik.



Happy at Home


Konten ini memberikan tips berbagai cara untuk tetap happy walaupun di rumah aja.


Prosedur Tes & Pengobatan


Prosedur tes dan pengobatan virus COVID-19 secara akurat dipaparkan pada konten ini.


Rumah Sakit Rujukan


Kumparan menyajikan berbagai data mengenai rumah sakit rujukan virus COVID-19 berdasarkan area.


Donasi Lawan Corona


Kumparan berinisiatif menggalang dana dari Pembaca Kumparan untuk mengadakan APD berupa baju hazmat, masker N95, masker bedah, dan sarung tangan bagi tenaga medis.


Kumparan juga memberikan bantuan sembako pada warga yang terdampak wabah virus COVID-19.




Hotline


Konten ini berisi no hotline berbagai area di Indonesia.


Kumpulan Doa


Kumparan menyajikan berbagai doa dalam menghadapi wabah COVID-19 sesuai dengan agama masing-masing.

Kelebihan Pusat Informasi Corona Kumparan

1. Mendorong Pembaca untuk Bersifat Analitis. 

Konten Pusat Informasi Corona mengajak Pembaca untuk bersifat analitis karena menghadirkan berbagai opini pakar kesehatan yang telah disaring oleh Kumparan. 

2. Informasi terkait Virus COVID-19 di Pusat Informasi Corona Lebih Mudah Dicerna dan Tidak Rancu karena Sudah Disaring oleh Redaksi Kumparan. 

Pernyataan-pernyataan di Pusat Informasi Corona sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan WHO, tapi telah tersaring oleh Kumparan karena ada beberapa pernyataan WHO yang agak rancu saat awal wabah COVID-19 seperti penggunaan masker hanya untuk orang sakit untuk menjaga ketersediaan stock masker medis untuk tenaga medis, yang selanjutnya direvisi menjadi penggunaan masker kain 3 lapis pelindung untuk masyarakat, sedangkan masker medis untuk tenaga medis. 

Pernyataan yang agak rancu di internet ialah pernyataan virus COVID-19 yang mati sendiri setelah beberapa jam. Virus COVID-19 merupakan virus zoonosis yang memiliki 2 fase, yaitu fase aktif dan fase dorman/tak aktif/tidur. Fase dorman berubah menjadi aktif ketika virus COVID-19 masuk ke dalam tubuh inangnya. 


Pada tanggal 13 Mei 2020 Michael J. Ryan, Kepala Program Kedaruratan WHO, menyatakan masyarakat harus beradaptasi hidup bersama virus COVID-19 karena antivirusnya belum ditemukan sehingga terdapat kecenderungan virus COVID-19 akan bersifat endemik, terus ada di dalam masyarakat seperti virus HIV. Pernyataan WHO tersebut disusul oleh pernyataan Jubir Corona RI, dr Achmad Yurianto mengenai masyarakat yang tidak bisa beradaptasi dengan virus COVID-19 akan punah. Sebenarnya pernyataan-pernyataan tersebut cukup jelas bagi orang yang berkecimpung dalam dunia kesehatan, tapi agak membingungkan untuk dicerna masyarakat awam. Sebaiknya diberikan latar belakang dan fakta sehingga masyarakat tidak bingung menebak-nebak apa maksud pernyataan tersebut sebenarnya. Dengan kata lain, masyarakat diminta untuk terus melakukan protokol kesehatan dan meningkatkan stamina tubuh karena pada suatu saat akan tercapai suatu kondisi penyebaran virus COVID-19 akan mencapai titik puncak (terjadi di mana-mana) atau sulit menghindari paparan virus COVID-19 walaupun di rumah saja. Sebenarnya kremasi merupakan protokol kesehatan penanganan jenazah yang paling efektif saat wabah karena karakteristik virus COVID-19 yang memiliki fase dorman/tidur/tak aktif ketika inangnya mati, tapi hal tersebut memancing kontroversi karena tak lazim diterapkan di Indonesia. Memang selama protokol kesehatan penguburan jenazah diterapkan, situasi tetap aman dan terkendali, asalkan diperhatikan area penguburan jenazah bukan lokasi banjir dan jauh dari sumber air warga, kedalaman penguburan, dll. 


Pusat Informasi Corona hadir untuk menyaring berita. Pernyataan-pernyataan yang rancu tidak akan ditampilkan pada konten Pusat Informasi Corona sehingga Pembaca tidak perlu repot dan resah dalam mencari kebenaran berita sehingga upaya pencegahan virus COVID-19 dapat dilakukan semaksimal mungkin. 

3. Infografis yang menarik.

Informasi yang penting dihadirkan dalam bentuk infografis yang menarik dan penuh warna. Bahasanya pun lugas, jelas, dan ringkas sehingga mudah dimengerti. 

4. Terdapat event Corona Live Update secara teratur yang menyajikan berita terkait virus COVID-19. 

Event ini menyajikan perkembangan terkini mengenai virus COVID-19. Narasumbernya berbeda-beda sehingga wawasan yang diperoleh akan lebih luas dan obyektif. 


5. Terdapat siaran Youtube mengenai Pusat Informasi Corona yang merupakan diskusi interaktif dengan pakar sesuai bidang keahliannya.



Saran untuk Pusat Informasi Corona

1. Adakan channel video atau youtube yang seperti manga atau kartun dengan bahasa yang sederhana dan infografis yang menarik sehingga bisa menjangkau pemirsa Kumparan seperti anak-anak, kalangan muda, dan pecinta manga. 

2. Mengadakan Kumparan Youngster for Corona yang bertujuan untuk sosialisasi virus COVID-19 dengan target anak muda sehingga penyajiannya lebih kekinian, simple, dan to the point. Mengajak anak-anak muda untuk berbuat lebih banyak dengan ikut serta sosialisasi pencegahan virus COVID-19 melalui media sosial. Mengadakan diskusi interaktif terkait virus COVID-19 antara influencer yang disukai anak muda, tenaga medis, dan para anak muda melalui Zoom. 

3. Menciptakan konten DIY dan cara jualan online atau pun take away sehingga masyarakat yang terdampak virus COVID-19 dapat berusaha dari rumah. 

4. Membuat konten yang membahas kekayaan herbal Indonesia yang dapat digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh karena WHO telah menyatakan masyarakat sebaiknya beradaptasi hidup bersama virus COVID-19. Suatu ilustrasi mengenai cara alami: 

-Ketika pencemaran zat kimia dan zat organik sulit diatasi, misalnya air limbah, biasanya dilakukan treatment dengan tanaman, yaitu eceng gondok, untuk menyerap atau absorbsi dengan tumbuhan, yaitu fitoremediasi. Dalam jangka waktu tertentu, zat kimia atau zat organik akan terserap ke dalam eceng gondok dan selanjutnya eceng gondok dipanen dan dijadikan pupuk kompos. 
(*Zat organik yang jumlahnya banyak pada air limbah menimbulkan virus atau bakteri patogen.) 

-Tanah yang tercemar zat kimia biasanya berbau busuk, tandus, dan tidak subur. Untuk memulihkan kondisi tanah, biasanya tanah tercemar tersebut ditanami tanaman. 

Ilustrasi tersebut menyatakan alangkah baiknya memanfaatkan kekayaan herbal untuk memulihkan kondisi tubuh. Herbal mengandung zat kimia kompleks yang berefek lambat dalam meningkatkan stamina tubuh, tapi efektif, asalkan tidak ada komplikasi organ dalam tubuh. Jika ada gangguan ginjal kronis, berisiko untuk melakukan treatment dengan herbal.



Perbandingan Artikel Pusat Informasi Corona Kumparan dibandingkan Artikel Kumparan News

1. Mendorong Pembaca Konten Pusat Imformasi Corona untuk Bersifat Analitis, walaupun memang Pembaca Kumparan News akan Lebih Analitis. 

Artikel Kumparan News disajikan dengan obyektif karena menghadirkan berbagai sudut pandang, misalnya suatu tema dipresentasikan dalam beberapa artikel dengan sudut pandang narasumber berupa pakar yang berbeda. Masalah wabah COVID-19 dibahas oleh berbagai pakar, yaitu dari kekuatan eksekutif (Depkes, Kemenkeu, dll), kekuatan legislatif (DPR), lembaga masyarakat independen, dll sehingga menghadirkan keragaman opini dan memperkaya pandangan Pembaca. 

Pernyataan artikel Kumparan di Kumparan News mengenai virus COVID-19 tidak tersurat, tapi tersirat sehingga Pembaca didorong untuk bersikap lebih analitis. Artikel-artikel terkait virus COVID-19 di Kumparan News juga bersifat dinamik, mengikuti perkembangan baik secara nasional maupun global. Membahas virus COVID-19 menurut berbagai aspek, seperti aspek kesehatan, ekonomi, politik, dll. Menyajikan statistik kasus COVID-19. 

Berbeda dengan Kumparan News, artikel-artikel di konten Pusat Informasi Corona berkarakteristik lebih tersurat dan rinci karena kontennya terdiri dari cara pencegahan virus COVID-19, tips selama physical distancing di rumah, ajakan untuk donasi, dll, tapi masih tetap mengajak Pembaca untuk bersifat analitis karena menghadirkan berbagai opini pakar kesehatan yang telah disaring oleh Kumparan. 

2. Konten Pusat Informasi Corona lebih Terstruktur dibandingkan Artikel Kumparan News. 

Konten Pusat Informasi Corona diklasifikasikan menjadi berbagai topik spesifik terkait virus COVID-19 sehingga Pembaca lebih mudah menemukan topik artikel yang dibutuhkan.

THE NEW NORMAL 

Artikel Kumparan News baru-baru ini banyak membahas kebijakan Pemerintah yang baru dalam menghadapi wabah virus COVID-19, yaitu the New Normal atau Tatanan Kehidupan Baru yang berarti masyarakat beraktivitas normal dengan tetap melakukan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dengan air dan sabun ataupun dengan disinfektan, dan melakukan physical distancing (menjaga jarak 1 meter satu sama lain, bahkan sebaiknya 2 meter). 


Tujuan utama kebijakan ini ialah meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang terdampak wabah virus COVID-19. Pada kuartal kesatu tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,97 persen berdasarkan Biro Pusat Statistik. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tetap produktif walaupun berhadapan dengan wabah virus COVID-19.


Sayangnya, istilah ini tidak bisa langsung tercerna begitu kita mendengar atau membacanya. Sebaiknya istilah kebijakan tidak rancu dan tidak memakai istilah bahasa Inggris sehingga tidak menimbulkan berbagai persepsi. Kuatirnya, beberapa WNI menanggapi kebijakan ini dengan menganggap situasi sudah kembali normal. Terbukti di lingkungan rumahku di Kota Bogor, semakin banyak warga yang tidak memakai masker sejak pernyataan hidup berdamai dengan virus corona dan selanjutnya pernyataan the New Normal.


Padahal maksud Pemerintah ialah beraktivitas normal agar perekonomian membaik, tapi upaya-upaya pencegahan virus COVID-19 harus terus dilakukan karena antivirusnya belum ditemukan. Istilah sederhana seperti Siaga Corona akan lebih mudah dipahami dan diimplementasikan.


Tuntunan aturan untuk bekerja dalam situasi the New Normal dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01M07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Sosialisasi kebijakan ini harus dilakukan dengan gencar agar masyarakat tetap waspada dan siaga dalam menerapkan protokol kesehatan. Standarisasi the New Normal sekarang ini sudah mulai disosialisasikan, tapi masih agak bingung dengan penerapannya. Belum diketahui apakah ada sanksi kebijakan ini seperti sanksi PSBB berupa kerja sosial atau pun membayar denda dengan nominal tertentu (di Kota Bogor dendanya mencapai 500 ribu hingga 1 juta rupiah). The New Normal merupakan pelonggaran PSBB. Oleh karena itu, kebijakan Pemerintah Pusat harus satu visi dengan Pemerintah Daerah sehingga hasilnya akan efektif dan tidak membingungkan masyarakat.

Kebijakan ini berisiko meningkatkan jumlah pasien COVID-19 karena akses ke area publik akan dibuka secara bertahap. Tatanan Kehidupan Baru ini akan diterapkan pada 4 Provinsi dan 25 Kota/Kabupaten. Jika kebijakan pada area-area tersebut berdampak positif secara signifikan, baru diterapkan pada area lainnya. Empat provinsi yang melakukan persiapan menuju tatanan ini ialah DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Gorontalo.

Sekolah dalam Era the New Normal?


Beredar kabar sekolah akan dibuka pada bulan Juli atau Desember 2020, tapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menegaskan hal tersebut tidak benar. Keputusan membuka kembali sekolah berdasarkan wewenang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta bahkan telah merancang tiga skema belajar di sekolah untuk Tahun Ajaran 2020/2021 sebagai berikut. Pertama, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan semua siswa belajar di sekolah. Kedua, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan sebagian siswa belajar di sekolah. Ketiga, semua sekolah dibuka dengan sebagian siswa belajar di rumah.


"Guru tidak perlu mengutamakan selesainya materi kurikulum pada murid, tapi menekankan relevansi kehidupan seperti keterampilan hidup, cara menjaga kesehatan, dan rasa empati pada sesama."

Satu prinsip dari Nadiem Makarim yang patut diacungi jempol. Pendidikan bisa diraih di lain waktu dan kesempatan, tapi kesehatan merupakan faktor yang lebih diutamakan saat wabah virus COVID-19 ini. Kebijakan membuka sekolah dalam situasi the New Normal harus mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya dapat bertanya langsung pada guru ketika ada kesulitan dalam memahami pelajaran atau sistem belajar dua arah, tapi dampak negatifnya memicu timbulnya cluster virus COVID-19 yang baru dan membahayakan kesehatan murid dan guru. Fasilitas sekolah juga harus memadai dalam menerapkan pencegahan virus COVID-19. Dan sosialisasi pada guru dan murid bagaimana berinteraksi saat sekolah dalam situasi the New Normal. Sebaiknya jangan mengambil keputusan terburu-buru, apalagi  berurusan dengan risiko nyawa manusia. Dalam situasi sulit seperti ini perlu diperhatikan skala prioritas ialah makanan dan kesehatan, sedangkan biaya transportasi murid dari rumah ke sekolah akan membebani keuangan rumah tangga masyarakat yang terdampak virus COVID-19.









Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona kemungkinan tidak akan pernah hilang dan seluruh masyarakat harus belajar hidup dengannya. WHO menyatakan hal tersebut sebagai peringatan kepada negara-negara yang memutuskan melonggarkan pembatasan atau lockdown karena adanya penurunan kasus. - "Kita memiliki virus baru yang memasuki populasi manusia untuk pertama kalinya dan oleh karena itu sangat sulit untuk diprediksi kapan kita akan mengatasinya," ujar Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan, pada Rabu (13/5). - Temukan update terkini seputar virus corona hanya di kumparan.com/corona atau klik link di bio.⁠ -⁠ #kumparanNEWS #kuatbersama #dirumahaja #who #pandemi #pasiencorona #viruscorona #covid19 #trendingtopic #info #videoviral #videooftheday #beritahariini #berita #beritaterkini #terbaru #indonesia #viral #news #like4like #instalike #repost #instadaily #instanews #instavideo #kumparan
Sebuah kiriman dibagikan oleh kumparan (@kumparancom) pada




Idul Fitri Istimewa bersama Kumparan

Untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19, Kumparan aktif melakukan sosialisasi silaturahmi online, shalat wajib, shalat sunah, dan Shalat Ied di rumah saja, physical distancing, tips pencegahan virus COVID-19, dll. Bahkan mengundang teman-teman yang tergabung dalam komunitas Teman Kumparan atau Pembaca artikel Kumparan untuk merayakan bersama Idul Fitri secara online. 


Acara Idul Fitri tahun ini walaupun berbeda, tapi tetap istimewa dan menyenangkan berkat program kreatif Kumparan. Selamat Hari Raya Idul Fitri, minal aidin wal faidzin. =)



Terima kasih banyak Kumparan dengan konten Pusat Informasi Corona yang informatif dan edukatif, tetap setia mendampingi dalam masa sulit ini. Semoga Kumparan terus berkembang dan tetap menjadi situs dan aplikasi berita yang informatif, terpercaya, dan up-to-date.=)

*Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi Marathon Blog Ramadhan by Kumparan.

#BerkahNulisDiRumah #TenangUntukMenang


Comments